Bukber Bareng Dubes Negara Sahabat, Menlu Bicara Penderitaan Warga Palestina

image host
BANNER-LB-KAKEK21

Jakarta_Majaon.id- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menggelar buka puasa bersama tahun ini. Buka puasa bertajuk tersebut bertajuk ‘Pejambon Iftar 2024’ tersebut mengundang para duta besar negara sahabat untuk berbuka puasa.
Buka puasa tersebut digelar di Ruang Nusantara gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024). Beberapa undangan mengenakan kemeja batik khas Indonesia.

“Ini merupakan buka puasa pertama setelah pandemi. Rekan-rekan, Ramadan selalu memberi kita kesempatan baik untuk menjadikan diri kita manusia yang lebih baik dan kesempatan baik untuk memupuk rasa kebersamaan dan persahabatan,” kata Retno.

BANNER-LB-KAKEK21

Dalam sambutannya, Retno juga mengungkit perihal kondisi yang terjadi Gaza, Palestina saat ini. Dia menyinggung perihal solidaritas global dipertanyakan, karena UNICEF melaporkan kematian lebih dari 13 ribu anak.

“Saat kita berkumpul hari ini, dengan nyaman, aman dari bahaya, lebih dari 32 ribu warga Palestina terbunuh di Gaza, dan 2 juta orang terpaksa mengungsi, kehilangan hak mereka untuk tinggal di tanah mereka sendiri,” kata dia.

“Sebagai seorang wanita, seorang ibu, seorang nenek, dan sebagai manusia, penderitaan mereka yang tak terbayangkan memberikan makna yang lebih dalam pada pengalaman saya di bulan Ramadan tahun ini,” sebutnya.

Indonesia, kata Retno, berkomitmen untuk meringankan beban rakyat Palestina. Salah satunya dengan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan.

“Pilihan terakhir adalah satu-satunya jawaban yang logis. Kami tetap berkomitmen untuk meringankan beban rakyat Palestina dengan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, sehingga melipatgandakan kontribusi kami kepada UNRWA dan terus mencari cara untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Retno mengajak para undangan agar tidak berhenti mengupayakan advokasi perdamaian bagi Palestina.
“Mari kita rayakan Ramadan sebagai waktu untuk mengkatalisasi upaya kita dalam mengadvokasi perdamaian, dialog, dan dunia di mana tidak ada anak yang harus menanggung beban konflik,” ucap Retno.
“Mari kita peringati Ramadan sebagai momentum solidaritas kemanusiaan yang melampaui batas agama, suku, dan negara. Semoga semangat Ramadan menjadi secercah cahaya yang mencerahkan kita secara spiritual dan menerangi jalan kita menuju solidaritas global,” tutupnya.

Baca Juga :
Serba-serbi Ramadan yang Harus Kalian Tahu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *